All About Naruto

Konoha Hiden-Chapter 4 "Semangkuk Penuh Jiwa"


Judul Novel : (木ノ葉秘伝 祝言日和, Konoha Hiden: Shūgenbiyori)
                   The Perfect Day For A Wedding//Hari yang Sempurna untuk Sebuah Pernikahan
Penulis : Shō Hinata
Ilustrasi : Masashi Kishimoto
Translator : Cacatua (Eng), NR@Narutonian (Ind)

Konoha Hiden, Chapter4

-
Semangkuk Penuh Jiwa
Belakangan ini, naruto* [kue ikan yang disajikan di atas ramen] sangat populer.

Kapan itu terjadi? Dalam sekejap, naruto melejit menjadi nomor satu dalam Daftar Topping Populer. Dari anak-anak sampai dewasa, semua orang dari berbagai jenis dan usia menyukai naruto.

Lebih banyak naruto yang akan dihidangkan, dan sebelum kau menyadari apa yang terjadi, mereka sudah kehabisan.

Bahkan ibu-ibu lokal mulai menyebutkan jika anak-anak memakan naruto mereka akan tumbuh sehat, kuat, dan berenergi.

Ahh, naruto. Kue ikan kecil yang terlihat kumal, dengan warna putih pucat dan pusaran berwarna pink di tengahnya. Tapi kalau kau tidak disini, orang-orang akan sangat kesepian.

Teuchi, pemilik Ichiraku Ramen. Sedang memotong lebih banyak kue ikan naruto hari ini.

Sekarang ini, ramen dibuat dengan menambahkan mie yang sudah direbus ke dalam berbagai jenis sup, dan dengan cekatan, secara artistik ditambahkan topping di atasnya. Sentuhan akhirnya adalah sedikit naruto yang ditabur di atasnya.

Seperti popularitas topping naruto yang meningkat, begitu juga dengan perubahan yang dibuat Ichiraku. Belakang ini Teuchi terus menambahkan meja ekstra di depan kedainya, dan akan dengan cepat terisi.

Dulu tidak seperti ini.

Ichiraku Ramen sudah dibuka di Konoha bertahun-tahun lamanya. Dulu, beberapa orang suka pada ramen yang murah danc epat masak, tapi perubahan itu masih tidak menguntungkan bagi Teuchi. Dia dulu berpikir bahwa dia akan terus berusaha seperti itu hingga akhir.

Dan dulu…

Dulu, naruto selalu jadi topping yang kurang disukai. Papan ‘Topping Populer’ yang diletakkan di luar kedai itu selalu menunjukkan naruto berada di urutan terbawah. Tidak ada yang peduli apa naruto ada atau tidak.

Alasan kenapa orang-orang tidak peduli adalah karena adanya topping yang lain.

Tunas bambu rebus, mereka menyukai teksturnya saat dikunyah.

Potongan daging panggang, dimasak dengan hati-hati dan sangat direkomendasikan.

Telur setengah matang, mereka terhanyut dalam kenikmatan rasanya.

Nori, dan popularitas optimumnya yang bersinar pada ramen.

Setiap topping itu bersaing ketat untuk posisi nomor satu.

Nori selalu jadi lawan yang kuat. Saat naruto selalu berada di urutan terbawah, nori selalu melejit jadi yang nomor satu. Kalian bisa mengatakan kalau nori selalu menjadi rintangan terberat yang naruto tidak akan bisa langkahi dalam popularitas.

Alasannya adalah karena nori mempunyai begitu banyak pelanggan setia.

Shinobi tampaknya punya kecenderungan terhadap nori. Nori tidak pernah tampak, tidak pernah ditampilkan. Nori melekat disisi-sisi mangkuk, atau mengambang bergerombol di dalam supnya. Seperti bayangan.

Dibanding naruto yang tampak mencolok, dengan pusaran pink cerahnya, nori benar-benar memiliki atmosfer yang berbeda.

Akan berlebihan kalau mengatakan bahwa shinobi memiliki rasa persahabatan dengan nori di ramen mereka, tapi benar jika mereka memiliki rasa familiar pada nori. Nori memiliki popularitas yang tidak bisa dipungkiri oleh para pelanggan.

Untuk berpikir bahwa naruto akhirnya melampaui nori- tidak, bukan cuma nori, tapi tunas bambu dan potongan daging dan telur juga. Naruto melampaui mereka semua, menduduki posisi teratas di papan Topping Populer.

Teuchi melihat ke naruto yang berkilau, dan merasa emosional. Dia berpikir tentang bagaimana jaman bisa berubah dan ramen terus dibuat dan perubahan besar seperti ini terjadi..

Ketika kalian memikirkan itu, bagimanapun naruto dibuat dari ikan cincang, dan itu mengandung berbagai nutrisi yang dibutuhkan shinobi. Dan kemudian, yang lebih penting, pusaran pink nya memiliki pola yang mirip dengan tanda yang diukir pada hitai-ate shinobi Konoha. Ada juga yang mengatakan kalau tepi bergerigi pada naruto tampak mirip shuriken.

Naruto sebelumnya tidak populer seperti sekarang, tapi keadaan sudah berbalik, dan sekarang, naruto secara misterius sangat diapresiasi oleh shinobi. Ada takdir yang sulit dimengerti antara shinobi dan naruto. Seseorang bilang kalau naruto adalah makanan yang sepertinya dibuat untuk dimakan shinobi.

Tapi untuk pertanyaan kenapa naruto disukai oleh begitu banyak shinobi, yah, itu semua berkat Naruto yang lain. Pelanggan setianya, Naruto.

Pupolaritas naruto saat ini melejit berkat Naruto.

Baiklah, sekarang, kita akan lebih fokus pada kisah tentang pelanggan itu, Naruto, daripada toppingnya.

Uzumaki Naruto…dia sering datang ke kedai Teuchi sejak kecil, seorang pelanggan setia.

Teuchi diundang ke upacara pernikahannya. Meskipun Naruto sudah mengatakan padanya bahwa dia akan menikah, Teuchi tidak megira kalau dia akan diundang ke pernikahannya. Dia harus memikirkan hadiah pernikahan yang bagus.

Untuk berpikir bahwa anak itu akan segeramenikah…

Bersamaan dengan topping naruto yang melejit di Daftar Topping Populer, Teuchi memiliki banyak hal yang membuatnya merasa emosional.

Itu membuatnya sangat menyadari bagaimana waktu terus berlalu dan mengalir.

Memori Teuchi membawanya kembali ke masa lalu,saat pertama kali Naruto datang ke kedainya…


~
“Heyo, nak. Apa kau mau kesini dan makan sesuatu?”

Teuchi memanggil dengan senyum di wajahnya, tapi anak laki-laki itu langsung tersentak, seluruh tubuhnya gemetar.

Jam makan malam sudah lewat, jadi kedai itu sudah kosong. Teuchi menyadari anak itu terus mencuri pandang ke Ichiraku sambil menatap kosong kejalanan.

Dia tidak cuma melihat anak itu hari ini. Anak itu sering berada di sekitar sini sejak beberapa hari lalu, dan Teuchi sudah terbiasa melihatnya. Anak itu selalu berjalan dengan ragu melewati kedai itu, kemudian berlalu, bolak-balik tanpa pernah benar-benar masuk.

Beberapa waktu berlalu, Teuchi merasa penasaran dengan anak laki-laki yang selalu muncul di pandangannya.

Karena setiap Teuchi melihatnya, anak itu selalu sendirian.

Begitu juga hari ini, anak itu membungkukkan bahunya melawan udara yang dingin, mengintip ke dalam kedai setiap beberapa menit. Tidak ada pelanggan yang harus diurusi, jadi Teuchi tergerak untuk memanggilnya.

Anak itu menghampiri perlahan, gemetar ketakutan. Tapi Teuchi menawarkan semangkuk ramen pada anak itu, dan wajah mungil yang ketakutan itu menjadi cerah.

Apa yang anak sekecil ini lakukan di luar rumah malam-malam begini sendirian?

Apa yang keluarganya lakukan? Orang tuanya?

Pikiran itu melintas di kepala Teuchi, tapi dia tidak menanyakan apapun pada anak itu. Dia hanya melihat anak itu makan. Sepertinya dia menyukai makanannya.

Tak lama kemudian, anak itu mengangkat mangkuk besar itu ke mulutnya dengan tangannya yang kecil, meminum seluruh sup di dalam mangkuk itu dan memastikan dirinya makan sebanyak yang dia bisa, tanpa meninggalkan sisa sedikitpun.

Mangkuk itu begitu besar dibanding dengannya, wajahnya hilang seluruhnya terhalang mangkuk.

Ketika anak itu menurunkan mangkuknya, dia terlihat senang dan puas.

Matanya bertemu dengan mata Teuchi, dan anak itu memberikan cengiran lebar yang menampakkan deretan giginya.

Teuchi tersenyum balik padanya.

“Kau makan dengan sangat baik,” ucapnya, “Baiklah, nak. Aku memutuskan kalau itu akan menjadi traktiran makanmu dari kedai ini.”

Ketika Teuchi mengatakan itu, senyum anak itu semakin cerah. Dia mengatakan terima kasih dan memperkenalkan dirinya.

Nama anak itu Uzumaki Naruto. Teuchi diam-diam berpikir itu adalah nama yang bagus, berbagi takdir dengan ramen.


~
Itulah bagaimana dia pertama kali bertemu Naruto.

Setelah itu, Naruto sering muncul dan makan dikedai Teuchi. Teuchi dengar dari pelanggannya yang lain kalau Naruto tidak memiliki keluarga. Dia juga mendengar tentang perlakuan buruk yang Naruto terima dari sebagian besar penduduk.

Jadi karena itu dia terus-menerus takut dan hanya bolak-balik di depan kedai.

Salah satu pelanggan Teuchi mengatakan ini:

“Kenapa kau biarkan anak itu masuk ke kedai ini? Semua orang menjauhinya. Kedaimu akan menderita. Kau akan kehilangan uang. Kuberitahu kau.”

Kalimat itu sendiri tidak tampak seperti ada maksud buruk. Pria itu sepertinya benar-benar mengkhawatirkan kedai Teuchi.

Tapi tetap saja, ntah kenapa, Teuchi merasa kesal dan melepas amarahnya.

Oh, dia tidak tahu apapun tentang dunia shinobi, itu benar, katanya pada pelanggan itu. Dia mengerti bahwabanyak hal yang terjadi soal Naruto.

Tapi kenapa dia harus mengucilkan orang yang menyukai ramen, yang jauh-jauh datang ke kedainya untuk mengisi perutnya?

Untuk anak kecil yang tidak memiliki saudara dan orang tua itu, kemungkinan besar bahwa kedai Teuchi lah satu-satunya tempat dimana anak itu bisa memakan makanan hangat yang dibuat hanya untuknya.

Mungkin kedengarannya sombong untuk berpikir seperti itu, mungkin dia lebih menempatkan kepentingan kedai ini untuk Naruto daripada yang seharusnya, tapi maknanya seperti ini:

Teuchi mungkin tidak tahu apa-apa soal dunia shinobi, tapi dunia per-ramen-an adalah dunia yang sangat dia mengerti.

Jika sudah tentang ramen, mangkuk di depanmu adalah segalanya.

Teuchi berkonsentrasi sepenuh hati pada setiap mangkuk ramen yang dipersiapkannya, tanpa kompromi. Dia meletakkan rasa bangganya sebagai ahli, dan memberikan segala yang dia punya dalam membuat setiap mangkuk ramennya.

Jadi, seorang anak yang merasa bahwa semangkuk ramen itu sangat enak, yang memakan makananya dengan kebahagiaan yang meluap-luap- bagaimana bisa Teuchi mengucilkan anak itu? Itu tidak mungkin. Semua pemilik kedai ramen manapun akan mengatakan hal yang sama.

Kau harusnya duduk, dan makan semangkuk ramen di depanmu, Teuchi membentak pelanggan itu. Perkara orang yang duduk disebelahmu tidak usah dipermasalahkan. Orang yang duduk di sebelahmu cuma seseorang yang datang untuk makan ramen seperti yang lainnya. Simpel kan, jadi apa sebenarnya masalahnya?

Jika ada kesalahan yang ditemukan saat seorang pelanggan melirik gelisah ke pelanggan lain, itu karena ramennya. Ramennya dimasak dengan tidak baik.

Karena kalau kalian memasak ramen dengan sangat baik dan menyajikannya di depan seseorang, maka mereka tidak akan bisa memikirkan hal lain. Mereka hanya terpaku pada mangkuk di depan mereka, dan makan dengan senang tanpa mempedulikan sekitarnya.

“-dan kalau ada seseorang yang tidak menyukai kedai kami karena itu, maka aku akan senang kalau mereka pergi.” Ucap Teuchi menyelesaikan amarah yang diluapkannya ke pelanggan itu.

“Maaf, Teuchi.” Ucap orang itu, “Aku…aku tidak bermaksud begitu…”

“Aku mengerti. Kau mengatakan itu karena kau mengkhawatirkan kedaiku, kan?” Teuchi tersenyum ramah pada orang itu. “Datang lagi, ya?”

Setelah itu, para pelanggan terus mendatangi kedai Teuchi, dan Naruto menjadi bagian dari kelompok itu. Dia datang hampir setiap hari untuk makan.

Hingga suatu saat, keadaan berubah.


-
Suatu hari, Naruto berhenti datang ke Ichiraku Ramen.

Teuchi mengatakan pada dirinya sendiri bahwa hal ganjil itu terjadi karena adanya kondisi yang rumit. Itulah kenapa Naruto tidak bisa datang.

Naruto, yang selalu datang untuk makan siang, dan kemudian datang lagi untuk makan malam.

Naruto, yang selalu membeli cup ramen dalam jumlah banyak untuk mengenyangkan dirinya, tapi tetap muncul di kedai itu pagi-pagi sekali.

Seperti itulah Naruto, dan tapi suatu hari, dia tiba-tiba tidak datang lagi.

Seseorang yang selalu datang tiba-tiba absen. Seseorang yang harusnya hadir tidak bisa ditemukan.

Apa masih tidak apa-apa menyebut ini kejadian ganjil?

Teuchi merasa sangat gelisah melalui hari-hari tanpa Naruto.

Kalau dipikir-pikir, dia sudah melalui hal ini berkali-kali.

Alasannya adalah saat dia menyajikan ramen banyak orang, dia juga memiliki banyak pelanggan yang merupakan shinobi.

“Aku mau makan ramenmu sekali sebelum berangkat menjalani misi.” Pelanggan shinobinya akan mengatakan hal yang menyenangkan seperti itu.

Teuchi berharap dengan sungguh-sungguh sambil memasak ramennya: aku benar-benar berharap kau kembali dan makan ramenku lagi.

Itu bukan karena dia ingin menjual ramennya lebih banyak lagi.

Itu karena dia ingin mereka kembali dengan selamat.

Kalau kau kembali dengan selamat, makan ramenku, dan menunjukkan wajah tersenyum itu lagi, maka itu akan jadi kebahagiaan yang lebih besar dibanding kebahagiaan manapun. Aku tidak akan memintamu membayar.

Tentu saja, itu agak sedikit idealistis baginya untuk mengabaikan kenyataan bahwa jika dia tidak meminta mereka membayar porsi kedua mereka, maka dia akan kesusahan membayar tagihan bahan makanan tersebut.

Tapi pada akhirnya, Teuchi menjalani bertahun-tahun di kedainya dimana pelanggan shinobi datang. Mereka tidak datang hampir setiap hari seperti Naruto, tapi mereka masih cukup sering datang.

“Aku ada misi setelah ini. Saat misiku selesai, aku akan datang kembali dan makan ramenmu lagi.” Kata mereka tersenyum, dan pergi.

Mereka kemudian pergi, dan tidak pernah kembali.

Teuchi menunggu berbulan-bulan. Bertahun-tahun. Mereka tidak pernah muncul.

Teuchi tidak mengerti apapun tentang dunia shinobi. Tapi dia tahu bahwa kematian selalu mengintai mereka.

Berkat para shinobi yang mempertaruhkan nyawa mereka dan melindungi semua orang di desa maka Teuchi dan penduduk lainnya bisa hidup dengan damai.

Itulah kenapa…

Setiap malam, Teuchi selalu mempersiapkan bahan untuk kedai Ichiraku besok. Sambil melakukannya, wajah-wajah pelanggan shinobinya yang menghilang itu muncul di benaknya.

Kalian berhati-hati, kan…?

Kalian hanya sudah muak dengan ramenku, kan?

Kalian sudah menemukan kedai yang lebih baik,kan?

Iya kan?

Itulah sebabnya, Teuchi mencoba untuk berpikir seperti itu, untuk menghibur dirinya. Pasti itu penyebabnya. Siapa tahu, aku akan melihat mereka besok, maka dari itu, aku akan memastikan ramen besok akan lebih baik dari sebelumnya!

Dia menghabiskan malamnya terjaga dan mempersiapkan bahan dengan penuh harapan itu.

Itulah bagaimana Teuchi terus membuat ramen, setiap harinya.

Beberapa bulan setelah Naruto tidak pernah muncul, Teuchi mendengar bahwa shinobi itu sedang keluar desa untuk latihan tambahan.

Rasa lega menjalar dari dalam hatinya.

Benar memang, terakhir Naruto mengunjungi kedai itu, dia menyebutkan akan melakukan perjalanan yang lama. Teuchi mengasumsikannya sebagai sejenis misi, tapi dia tidak mengira bahwa Naruto akan pergi selama ini.

Shinobi punya etika berlatih yang keras.


*
Ketika Naruto kembalidari dua tahun perjalanannya, dia tumbuh tinggi dan terlihat seperti pria yang lebih dewasa. Lucu memang, bagaimana Teuchi tidak menyadari perubahan drastis jika dia melihatnya setiap hari seperti biasanya.

Teuchi tidak banyak bicara. Dia hanya meletakkan semangkuk ramen di depan Naruto untuk dimakan.

Itu adalah semangkuk penuh jiwa.

Naruto mungkin sudah tumbuh besar, tapi cengiran yang diberikannya pada Teuchi setela hmemakan ramennya tidak berubah sama sekali.

Untuk alasan tertentu, kenyataan itu membuat Teuchi begitu senang sehingga dia tersenyum balik bahkan lebih lebar.


-
Karakteristik Naruto yang berani dan pantang menyerah membantunya menyelamatkan desa berkali-kali, dan kemudian, semua orang menyebutnya pahlawan.

Beberapa tahun kemudian, anak laki-laki yang dulu dikucilkan sekarang begitu disayangi dan diakui oleh semua orang.

Nama ‘Uzumaki Naruto’ terkenal dari mulut kemulut. Dan setiap seseorang mengulangi ceritanya, orang-orang akan merasakan ketertarikan pada topping naruto. Banyak sekali pelanggan Teuchi yang meminta tambahan naruto, dan begitu banyak permintaan hingga menjadi sebuah kegemaran.

Yang mengagetkan, ada beberapa orang yang menyebut ‘Ichiraku Ramen’ sebagai ‘Ramen Pahlawan’. Teuchi merasa gelisah ketika orang-orang mulai memakan ramennya dan bergumam ‘kalau aku makan ini, aku tidak akan gagal dalam misiku!’ atau ‘kumohon biarkan aku kembali dengan selamat dan hidup’ dibawah nafas mereka, tapi Teuchi tidak punya hati untuk menyuruh mereka berhenti.

Seluruh shinobi dan kunoichi yang sering mengunjungi kedainya dan mengatakan hal seperti itu adalah mereka yang melindungi desa, mereka yang pergi dan diintai oleh kematian dalam misi yang menyeramkan setiap harinya. Adalah naluri manusia untuk menginginkan jimat yang mampu melindungi mereka.

Dan kemudian, tidak bisa dipungkiri bahwa Teuchi sendiri juga berdoa setiap saat dia memasak untuk shinobi yang akan pergi menjalani misi. Pikirannya yang konstan, yaitu ‘kembalilah dan makan lagi’ tidak lebih baik dari gumaman permohonan pelanggannya.

‘Kalau aku makan ramen ini aku akan jadi lebih kuat’ atau ‘kalau aku makan ramen ini aku akan jadi pahlawan’…bukan keadaan yang menyenangkan yang membuat mereka mengucapkan permohonan itu.

Bahkan pemikiran dan doa dari satu orang bisa membantumu berubah, Teuchi mempelajari itu dengan baik di masa lalu.

Ya, kejadian itu terjadi pada malam yang dingin di tengah musim salju, malam ituadalah saat Teuchi memutuskan untuk membuka kedai pertamanya, malam dimana dia mengalami–

Ah, kaldu di pancinya sudah mulai mendidih. Uapnya sudah muncul bersamaan dengan suara gelembung, dan menarik Teuchi dari kenangannya.

“Oops, aku terlalu terhanyut memikirkan masa lalu.” Gumam Teuchi. Ya ampun, dia sudah mulai tua.

Dia cepat-cepat membuat ramen. Mie yang sudah direbus perlahan dimasukkan ke supnya. Dengan hati-hati dia menambahkan topping, menatanya dengan tatanan yang baik. Dan kemudian, ya, topping akhir, naruto.

Teuchi sudah keluar dari lamunannya demi berkonsentrasi hanya untuk membuat semangkuk ramen yang sudah dipesan.

Apa yang dia pikirkan tadi…?

Dia benar-benar sudah lupa. Teuchi sering melupakan banyak hal belakangan ini, dan langsung tidak mengingatnya, tapi itutidak masalah.

Cukup baginya untuk hidup setiap harinya dengan membuat semangkuk ramen.

Apalagi yang pemilik kedai ramen harapkan? Seperti itu sudah cukup. Bagimanapun, karena Teuchi sangat mencintai ramen maka dia memutuskan untuk memasuki dunia ramen.

Disamping itu, jika dia sebelumnya memikirkan sesuatu yang sangat penting, dia akan langsung mengingatnya.

Ahh, benar, dia sebelumnya memikirkan tentang hadiah pernikahan. Bagimanapun otaknya tau bagaimana cara menyimpan hal yang penting.

Baik Naruto (orangnya) dan naruto (toppingnya) keduanya sangat membantu Teuchi. Dia ingin menyampaikan rasa terima kasihnya,tapi sayangnya hal yang bisa dilakukannya terbatas. Yang teuchi bisa lakukan adalah hal yang selalu dilakukannya: membuat ramen.

Tapi, itu bukan hal yang buruk. Pikir Teuchi.

Hubungan antara Teuchi dan Naruto adalah hubungan antara pemilik toko dan pelanggannya. Kalau soal apa yang Teuchi ketahui soal Naruto…yah, dia tahu kalau anak itu mencintai ramen Teuchi dengan sepenuh hati…

Pada akhirnya, meskipun sudah saling mengenal bertahun-tahun, Teuchi dan Naruto menghindari untuk membicarakan hal lain karena mereka berdua benar-benar berkonsentrasi pada ramen dalam setiap pertemuan mereka.

Karena Teuchi seperti itu, dan Naruto seperti itu, maka sudah jelas kalau satu-satunya hadiah yang bisa diberikannya adalah ramen, kan?

Teuchi meraih kertas memo yang ada didekatnya, dan menuliskan tiga kata disana:

Gratis Makan Ramen

Itu adalah voucher yang membuat Naruto bisa makan semua ramen yang disukainya di Ichiraku secara gratis. Pasti, dia akan senang dengan hadiah ini.

Tidak, tunggu sebentar.

Teuchi mencoret beberapa kata.

Gratis Makan Ramen – Berlaku untuk Satu Tahun

Ini dia. Teuchi mengangguk puas.

Hadiah pernikahan sudah disiapkan, tapi bukan berarti uang bisa didapatkan dari pohon. Teuchi takut kedainya akan bangkrut karena tidak bisa membayar mie-nya jika dia seperti itu.

Di sisi lain, Naruto akan begitu senang dengan hadiah ini, karena dia bisa memakan semua ramen yang disukainya. Dia sangat mencintai ramen, jadi kemungkinan dia akan datang setiap hari.

Setiap hari. Dari pagi hingga malam.

Dia juga akan membawa istrinya dan bilang “Baiklah, aku akan makan ramen sampai seluruh sel di tubuhku terbuat dari ramen!”

Dan kemudian dia makan.

Dan makan, dan makan, dan makan, dan makan, dan makan…dan kedai Teuchi bangkrut.

Dalam benak Teuchi, dia bisa melihat putrinya Ayame pasti akan terkejut dan syok saatmenatap ke tokonya yang hancur. Ayame, yang selalu bekerja dengan ceria dan enerjik untuk menarik pelanggan, menatap sedih ke sisa-sisa kedai yang berantakan.

Teuchi tidak tau apa yang harus dikatakan padanya, dan masih terdiam syok.

“Satu tahun....adalah waktu yang lama…” Ayame berbisik, airmata mengalir di pipinya.

Ini adalah mimpi buruk. Bagaimana ini bisa terjadi? Kenapa kedainya bisa hancur? Mereka hanya membuat ramen…

“Gah…” Teuchi menggelengkan kepalanya penuh ketakutan untuk mengusir bayangan menakutkan itu.

Tenang. Tenang Teuchi. Berkepala dingin lah. Tentu saja, satu tahun itu terlalu lama…

Gratis Makan Ramen – Berlaku untuk Satu Tahun Setengah Tahun

Setengah tahun… Tidak, tidak ini tidak bisa juga.

Pena di tangan Teuchi berdencit karena genggamannya yang terlalu erat.

Gratis Makan Ramen – Berlaku untuk Satu Tahun Setengah Tahun Satu Bulan

Teuchi melepaskan penanya, mengangguk.

Ini mungkin bisa. Tunggu, tidak, dia masih merasa sedikit takut…

Gratis Makan Ramen - Berlaku untuk Satu Tahun Setengah Tahun Satu Bulan Satu Minggu

Nafas Teuchi terasa sedikit sulit. Kapan itu terjadi?

Dia membayangkan reaksi Naruto…

“Satu minggu penuh?! Baiklah, lebih baik aku makan sepuluh mangkuk setiap hari!”

Itu tidak bagus!

Teuchi meletakkan memo itu sejauh mungkin. Bagaimana dia bisa mengira ini solusinya? Voucher hanya akan membawa masalah dan kehancuran. Itu akan menjadi malapetaka baginya dan putrinya.

“Ohhh…oh tidak…” Teuchi menangis membayangkan jika hal yang mengerikan itu jadi kenyataan.

Berkat voucher yang sembarangan ditulisnya, Ayame akan terlantar kedinginan di pinggir jalan yang gelap. Dia akan bertemu pria berandal dan menikah dengannya!

Ayame, kenapa kau melakukan ini padaku? Menikah dengan seorang anak dari pembuat mie soba! Kau tidak pantas memanggilku ‘ayah’. Pergi. Pergi dari pandanganku atau kulempar ramen ke kepala kalian!

“Tidaaak….ohh tidak, tidaaaakk…” Jerit Teuchi, mencengkram kepala dengan tangannya.

Voucher gratis tidak mungkin. Jika dia melakukan itu, dia tidak akan bisa menjalankan kehidupan.

Lalu, apa yang harus dilakukannya? Dia harus memberikan batasan waktu atau batasan jumlah porsi, atau kalau tidak, itu akan menjadi bencana. Bahkan jika dia mengatakan pada Naruto ‘hanya diperbolehkan makan secukupnya’, ‘secukupnya’ Teuchi dan ‘secukupnya’ Naruto itu tidak sama.

Dengan begitu, hadiah apapun yang diberikannya kalau bukan ramen akan jadi tidak ada artinya. Itu adalah situasi yang tidak mungkin.

“Selamat sore,” Teuchi menyapa pelanggannya yang baru datang.

“Tolong satu porsi besar ramen.” Ucap pelanggan itu, “Ah, dan ekstra naruto.”

Naruto sangat populer belakangan ini. Dulu topping itu sangat sulit dijual, tapi sekarang Teuchi harus menambahkan stoknya agar tidak kehabisan.

Teuchi mengubah pikirannya yang putus asa demi profesionalisme saat dia membuat ramen. Seperti biasa, dia mengabdikan diri sepenuhnya untuk tugas itu, dan menambahkan topping naruto pada tahap akhir. Dia menambahkan ekstra naruto juga, menatanya dengan baik dan hati-hati.

Tampaknya tempat naruto di posisi teratas DaftarTopping Populer aman untuk sekian lama.

“Ini dia pesananmu!” Teuchi menyajikan ramen ke pelanggannya, dan kembali khawatir.

Dia mengambil lagi lembaran memonya, membuka halaman baru yang kosong. Pelanggan itu dengan senang mengunyah naruto di ramennya. Tidak masalah bahkan jika dia meminta tambahan topping itu lagi. Teuchi punya segunung stok naruto yang sudah siap dan sudah dipotong.

Teuchi melihat ke arah gunungan naruto yang sudah terpotong yang ditatanya di atas nampan di area kerjanya.

Halaman baru memo itu berwarna putih, seperti sebagian besar naruto yang berwarna putih. Tapi naruto tidak hanya berwarna putih, naruto juga memiliki pola berbentuk pusaran itu.

Naruto-naruto itu adalah hal yang bagus. Pikir Teuchi.

Pikiran Teuchi kosong, dan lembaran memo ditangannya juga kosong, tapi naruto tidak, karena ada spiral yang menarik disana. Untuk sesaat, Teuchi kembali menatap gunungan naruto itu dalam diam.

Dan kemudian…

Satu Porsi Gratis Naruto

Sebelum dia menyadari apa yang dilakukannya,Teuchi sudah menuliskan itu di lembaran memonya. Dia meletakkan penanya. Lalu,secepat kilat, dia mengambil memo itu lagi.

Satu Porsi Gratis Naruto

Ini tidak bisa juga. Ini hadiah yang terlalu kecil, dia terlalu khawatir. Teuchi terus mencoba memikirkan pilihan hadiah yang tidak membuat ketakutannya menjadi nyata.

Berkat Naruto (orangnya), naruto (toppingnya) menjadi begitu populer, jadi Teuchi tidak boleh bertingkah dengan pola pikir yang sempit.

Tapi, sama pentingnya dengan hadiah pernikahan, jika dia bertindak terlalu ceroboh, maka imajinasinya akan mengejeknya dengan bayangan Ayame yang terlantar di jalanan yang dingin, menikahi seorang berandal tidak bertanggung jawab.

Apa yang dibutuhkannya adalah sesuatu dengan keseimbangan yang sempurna. Sesuatu yang membawa cinta yang mendalam dari ramen, tapi juga sesuatu yang tidak membuat kedainya dalam bahaya kebangkrutan, sejenis hadiah yang sangat bagus yang mengkombinasikan kedua faktor tersebut.

Pikiran Teuchi mulai berputar lagi.

Berkat Naruto (orangnya), naruto (toppingnya) menjadi begitu popular. Jadi kalau begitu...

Teuchi menemukan solusinya, dan menulis kalimat baru di lembaran memonya.

Sambil melakukannya, dia memikirkan bagaimana Naruto saat memakan ramennya. Ekspresi yang selalu diberikan anak itu, yang begitu senang hingga tidak sanggup bicara.

Senyum yang diberikan Naruto itu tidak adil. Itu curang. Pemilik kedai ramen manapun akan meleleh kalau melihatnya.

Kapanpun dia memikirkan ekspresi itu, Teuchi tidak bisa melakukan apapun selain berpikir:

Aku selalu ingin melihat wajah ini.

“Baiklah.” Teuchi mengangguk puas. Dia akhirnya menemukan hadiah pernikahan yang tepat.

All You Can Eat naruto, Selama yang Kau Mau!!**


*
[Translator’sNote] :
** Pilihan hadiah pernikahan dari Teuchi akhirnya adalah persediaan naruto untuk Naruto, seumur hidup.
Tag : Novel
0 Komentar untuk "Konoha Hiden-Chapter 4 "Semangkuk Penuh Jiwa""

Back To Top