All About Naruto

Novel Konoha Hiden-Prologue

Novel Konoha Hiden-Prologue

Novel Konoha Hiden-Prologue

Judul Novel : (木ノ葉秘伝 祝言日和, Konoha Hiden: Shūgenbiyori)
                   The Perfect Day For A Wedding//Hari yang Sempurna untuk Sebuah Pernikahan
Penulis : Shō Hinata
Ilustrasi : Masashi Kishimoto
Translator : Cacatua (Eng), NR@Narutonian (Ind)

Konoha Hiden, Prolog
-
Prolog – Sesuatu Selain Undangan Pernikahan
Hatake Kakashi, Hokage Keenam,menemui sebuah masalah.

“Baiklah kau begitu, apa yang akan kulakukan…”

Gumaman yang melayang di ruangankosong itu akhirnya ditelan kesunyian.

Seperti biasa, Kakashi sedangsendirian di kantor Hokage, dan bergulat dengan segunung dokumen.

Tumpukan dokumen yang berada di depan Kakashi sudah mencapai ketinggian yang menghalangi pandangan dari kursinya.Bukan hanya satu tumpukan. Tumpukan lain dengan ketinggian yang sama juga teronggok di sisi kanan dan kirinya. Sebagai pemimpin desa dan Hokage, memang sudahtugasnya untuk membaca setiap dokumen-dokumen itu.

Bagaimanapun, bukan itu masalah Kakashi. Atau lebih tepatnya, itu bukan masalah yang paling penting.

Urusan dengan dokumen-dokumen dimejanya bisa diselesaikan dengan hanya membaca kemudian memberikan stempel seperti biasa. Untuk pekerjaan seperti itu, sekali kalian berkonsentrasi, makakalian akan terkejut karena dalam waktu singkat pekerjaan itu sudah selesai.
Berpikir bahwa kalian akan menyelesaikan dokumen itu dengan cepat sebelum tumpukan yang baru datang, berpikir bahwa kalian bisa melakukannya lebih cepat lagi, kemudian berpikir danmenjadikan hal itu sebuah pertandingan dan melihat- apakah kalian dapat berkosentrasidengan pemikiran seperti itu, maka mengerjakan hal seperti ini akan menjadisesuatu yang sangat menyenangkan.

Ia memberikan stempel pada setiap dokumen, Kakashi berpikir pada dirinya ‘jika aku tidak melakukan ini dengan cepat, pasti orang-orang tidak bia melihat wajahku karena tumpukan ini’, danmembuat dirinya terhibur karena pikiran konyol seperti itu saat ia bekerja.
Bagimanapun, masalahnya yang sekarangbukanlah sesuatu yang bisa diselesaikan dengan mudah.

Kakashi menjatuhkan pandangannya kedokumen ‘Daftar Misi’ yang terbentang di sepanjang mejanya. Tangannya mulaibergerak.
Atau lebih tepatnya, hanyajari-jarinya yang bergerak.

Di kesunyian kantornya, Kakashi mulaimengetukkan jarinya ke meja, ketukan kecilnya mengeluarkan suara ‘ton, ton’. Entahkenapa, ritme ketukannya membantunya mengumpulkan pikirannya.

Sesuai namanya, Daftar Misi adalah sebuah dokumen yang memberikan detail mengenai misi terbaru yang akan diberikan pada setiap shinobi di desa. Misi seperti apa yang akan mereka lakukan, berapa lama misi itu, semua detail jadwal mereka tertulis disana.
Kakashi sedang memeriksa Daftar Misilebih teliti dari biasanya, karena ada keadaan khusus.
Matanya perlahan melirik ke sudut mejanya, dimana ada sebuah amplop yang sengaja diletakkan terpisah supaya tidak tertimbun dengan tumpukan dokumennya.

Di dalam amplop itu tertulis undangan upacara pernikahan Naruto dan Hinata.

Kakashi sudah mengisi formulir RSVP dan menyebutkan bahwa ia akan hadir, kemudian menuliskan ucapan selamat. Normalnya, hanya itu yang dibutuhkan seseorang untuk undangan pernikahan, tapi Kakashi masih punya satu tugas lagi.

Tugas itu adalah untuk mengaturDaftar Misi supaya seluruh tamu Naruto dan Hinata—terutama teman-teman dekat mereka—dapat menghadiri pernikahan itu tanpa dihalangi misi.

Tugas itu membuatnya pusing karena seluruh teman Naruto dan Hinata adalah shinobi yang sangat aktif di garis depan dunia shinobi. Mereka merupakan ninja kelas satu, dan selalu diberikan misi baru tidak peduli siang atau malam.

Dan, misi-misi itu selalu punya kemungkinan buruk.

Terhalang oleh kondisi cuaca, jalan yang jelek, luka-luka…alasan dan keadaannya berbeda-beda, tapi seringkali, shinobi yang diperkirakan kembali dalam waktu tiga hari, pada akhirnya kembali setelah satu minggu.

Kakashi harus mengatur jadwal misidari shinobi-shinobi elit dan sibuk itu sambil menanamkan dalam pikirannya bahwa misi mereka juga akan tertunda. Sebuah pekerjaan yang sangat sulit untukmengatur misi dari kunoichi yang ini, kemudian shinobi yang itu…

Jangan lupa, ia juga harus memastikan bahwa mereka tidak datang ke pernikahan itu terhuyung-huyung karena baru saja menyelesaikan misi…
Kakashi merasa ingin mengaturnya supaya semuanya paling tidak punya sehari waktu bebas sebelum pernikahan- tapi,di dunia nyata, itu bukanlah sesuatu yang mudah dilakukan.

Mata Kakashi berkedip membaca daftar itu. Jika dia menaruh misi yang ini disana, orang yang ini bisa pergi, tapi kemudian orang yang itu tidak bisa pergi, jika ia menaruh misi yang itu disini, juga sama saja…Kakashi sedang berada dalam masa sulit.
Dan yang lebih lagi, kenyataan didunia kerja dan orang dewasa, ada hal mengganggu yang harus diperhatikan.
Jika mereka pemimpin kelompok elit shinobi, shinobi begitu berdedikasi sampai mereka tidak mengambil waktu ekstra untuk beristirahat meskipun mereka terluka atau terserang demam, kemudian memberikan shinobi-shinobi itu libur yang berturut-turut, rasanya itu tidak pantas.
Ia harus memikirkan itu dari sudut pandangnya sebagai Hokage.

Ia harus menangani semuanya dengan baik, mengurus setiap peristiwa di desa tanpa hambatan, dan memastikan semuanya berjalan lancar.
Dan, ia harus melakukan itu semua dan bagaimanapun harus berhasil sehingga semua orang bisa datang ke pernikahan itudengan senyum di wajah mereka.

Kakashi memejamkan mata dan bersandar di kursinya, berpikir keras.

Ia tidak punya satupun ide cemerlang.

Mengatur ulang jadwal semua orang merupakan sebuah masalah.

Sangat bagus jika ia bisa menyebut hari pernikahan Naruto dan Hinata sebagai misi, dan menjadikannya seperti itu…

Tiba-tiba Kakashi merasa bahwa ia bisa melakukannya.

Jika dia melakukan itu, maka selanjutkan akan cukup mudah…
– Tapi tidak, itu sepertiiiii…itu akan jadi sejenis penyalahgunaan wewenang, iya kan…

Kakashi menyilangkan tangannya,wajahnya kacau karena berpikir.

Kenyataannya, tindakan yang Kakashi pikirkan dilihat dari manapun bukan suatu penyalahgunaan wewenang. Bagimanapun, ia hanya berusaha sepenuhnya untuk mengatur jadwal semua orang dengan baik. Tetapi, Kakashi belum pernah menghadapi persoalan seperti itu dalam pekerjaannya, jadi ia tidak sadar akan hal itu.

Bagaimanapun, Kakashi adalah shinobi yang menghabiskan hampir seluruh hidupnya di garis depan pertempuran, bukan dalam politik.

“Baiklah, aku rasa itu akan jadi jalan terakhirku.”

Kakashi tertawa keras, dan terus tenggelam dalam pikirannya.

0 Komentar untuk "Novel Konoha Hiden-Prologue"

Back To Top